Bagi kebanyakan orang, rasa sayang itu kerap identik dengan warna merah muda. Sementara warna hitam kerap identik dengan kematian dan duka cita. Mengapa warna tertentu dapat dihubungkan, atau dapat menggambarkan hal-hal atau kondisi tertentu?
Ternyata ada hubungan antara warna dan tingkat emosional seseorang; dan kaitan antara keduanya itu dipelajari dalam psikologi warna. Psikologi warna merupakan salah satu cabang dari ilmu psikologi, yang mempelajari pengaruh warna terhadap perasaan, suasana hati, dan emosi.
Color psychology adalah kemampuan suatu warna dalam mempengaruhi pandangan atau emosi seseorang. Teori tentang psikologi warna menyatakan bahwa setiap warna dapat memberi kesan positif atau negatif terhadap emosi seseorang. Sebagai contoh, warna seperti kuning dan merah dengan kehangatan dan kegembiraan.
Bagaimana warna bisa mempengaruhi emosi seseorang? Warna, secara tidak langsung ‘mengenai’ sistem saraf otonom manusia yang berfungsi mengontrol aktivitas yang dilakukan secara tak sadar, seperti bernapas, detakkan jantung, dan proses metabolisme.
Arti warna menurut teori psikologi warna
Sebenarnya, setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda pada setiap warna. Akan tetapi, ada beberapa warna yang bisa memunculkan emosi yang serupa, atau seragam, pada kebanyakan orang. Berikut ini adalah beberapa warna beserta maknanya berdasarkan psikologis warna.
1. Merah
Merah identik dengan gairah, keberanian, dan kekuatan. Warna ini juga dianggap sebagai warna yang paling kuat. Warna merah sering digunakan pada peringatan bencana alam atau kebakaran darurat. Namun di sisi lain, merah juga erat kaitannya dengan cinta dan keinginan. Hal ini menjelaskan mengapa orang yang menggunakan pakaian berwarna merah dinilai lebih menarik oleh lawan jenis.
2. Biru
Warna biru dapat dikatakan sebagai salah satu warna favorit banyak orang. Biru adalah warna langit dan lautan. Menurut psikologis warna, biru dapat melambangkan kesetiaan dan kejujuran. Maka dari itu, biru biasanya menjadi pilihan sebagai warna yang dapat diandalkan, profesional, tenang, dan terkendali.
3. Kuning
Berbeda dengan warna biru, warna kuning tidak terlalu menjadi favorit karena warnanya yang cerah dan intens. Bila digunakan secara berlebihan, warna kuning bisa membuat mata menjadi lelah. Meski demikian, warna kuning juga dapat menjadi elemen yang baik pada interior dapur. Sebab, warna-warna hangat seperti kuning dipercaya bisa merangsang nafsu makan.
4. Hijau
Hijau melambangkan harmoni dan keseimbangan. Karena warnanya identik dengan alam, melihat warna hijau dapat menimbulkan efek yang menenangkan. Terbukti bahwa menghabiskan waktu di luar ruangan yang penuh dengan lingkungan hijau dapat membantu menghilangkan stres. Tahukah Anda kalau warna hijau menargetkan hipotalamus anterior? Bagian otak ini secara aktif berkomunikasi dengan saraf parasimpatis untuk memicu efek anestesi yang membuat Anda mengantuk.
Peran warna dalam brand
Peran psikologi warna semakin meningkat dalam kehidupan nyata, karena warna adalah salah satu elemen yang sangat berpengaruh ketika orang membuat keputusan dalam membeli suatu barang.
Psikologi warna kerap digunakan oleh produsen untuk menghasilkan dan memasarkan produknya, atau digunakan oleh web desainer saat sedang membangun sebuah website.
Warna merupakan salah satu bentuk komunikasi yang digunakan desainer untuk menyampaikan pesan melalui design seperti materi branding, promosi, logo maupun website.
Berikut adalah beberapa tips, bagaimana cara menentukan warna untuk diaplikasikan ke dalam sebuah desain:
-
Pelajari branding yang digunakan
-
Ketahui tujuan
-
Sesuaikan warna dengan target pasar
-
Maksimalkan detail elemen yang digunakan
Jadi, kini saatnya untuk mempertimbangkan psikologi warna dalam karya-karya desain Anda. Jangan sampai salah memilih warna ya.