Pertama kali diadakan pada tahun 2013 di Oman, Piala Asia AFC U-23 adalah turnamen rutin yang diadakan oleh Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) setiap dua tahun sekali, khususnya untuk tim nasional sepak bola U-23 di kawasan Asia. Tujuan dari turnamen ini adalah sebagai ajang untuk mengembangkan bakat-bakat muda dan memberi mereka pengalaman dalam kompetisi tingkat internasional. Kini Piala Asia AFC U-23 telah menjadi platform penting bagi pemain muda untuk menunjukkan bakat mereka dan mendapatkan pengalaman berharga dalam kompetisi tingkat tinggi.
Selain menjadi ajang kompetisi, Piala Asia AFC U-23 juga memiliki signifikansi karena merupakan kualifikasi untuk Piala Dunia U-23 FIFA. Tim-tim yang berhasil lolos dari Piala Asia U-23 akan mendapatkan kesempatan untuk mewakili benua Asia di Piala Dunia U-23 FIFA.
Setiap edisi Piala Asia AFC U-23 menciptakan cerita-cerita menarik, pertandingan sengit, dan drama yang memikat, yang semuanya merupakan bagian dari daya tarik kompetisi sepak bola di tingkat muda yang berkembang pesat di Asia. Salah satunya adalah dari segi teknologi, khusunya VAR.
Teknologi VAR (Video Assistant Referee) adalah sistem yang digunakan dalam sepak bola untuk membantu wasit dalam pengambilan keputusan krusial selama pertandingan. Ini melibatkan penggunaan kamera video dan komunikasi langsung antara wasit lapangan dan tim VAR yang terdiri dari wasit tambahan yang memantau tayangan ulang dari berbagai sudut.
Sebenarnya, penggunaan VAR dapat membantu mengurangi kesalahan yang dapat memengaruhi hasil pertandingan dan memastikan keadilan, serta memungkinkan wasit untuk memeriksa lebih lanjut dalam mengambil keputusan terkait gol, penalti, kartu merah, dan insiden penting lainnya. Jika ada situasi yang memerlukan peninjauan VAR, wasit lapangan dapat memutuskan untuk melihat rekaman ulang untuk memastikan keputusan yang tepat diambil.
Namun, implementasi VAR tidak luput dari kontroversi, terutama terkait dengan lamanya waktu yang diperlukan untuk melakukan peninjauan dan interpretasi yang subjektif terhadap situasi tertentu. Contohnya ketika Timnas Indonesia U-23 bertemu dengan Uzbekistan dalam partai semifinal Piala Asia U-23 2024, banyak keputusan Video Assistant Referee (VAR) yang justru merugikan skuad tim Garuda Muda.
Berikut adalah tiga keputusan kontroversial dalam pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan:
1. Menganulir pelanggaran terhadap Witan Sulaeman
Di babak pertama, Timnas Indonesia U-23 sudah merasakan dampak kontroversial dari VAR ketika gagal mendapat hadiah penalti di babak pertama. Momen itu terjadi di menit ke-26 ketika Witan Sulaeman terlihat dijatuhkan oleh pemain bernomor punggung 3, Zafarmurod Abdirakhmatov di garis kotak penalti Uzbekistan.
Walaupun awalnya wasit sempat meniup pluit tanda pelanggaran bagi Merah Putih di sisi kanan kotak penalti Uzbekistan dan memutuskan untuk memberi free-kick bagi skuad Merah Putih, namun sayangnya, saat sang pengadil lapangan meninjau momen tersebut ke monitor VAR, keputusan untuk dihadiahi penalti tidak diberikan.
2. Gol Muhammad Ferarri dianulir
Kemudian, saat Indonesia sempat berhasil membobol gawang Uzbekistan di menit ke-61 pada babak kedua. Muhammad Ferarri yang mendapat bola liar hasil umpan ke dalam dari Pratama Arhan sukses memanfaatkan kesempatan tersebut menjadi gol.
Lagi-lagi, gol tersebut berujung dianulir wasit Shen Yinhao. Sang pengadil lapangan sempat berkomunikasi dengan Video Assistant Referee (VAR) untuk melihat potensi offside dari Ramadhan Sananta yang sebelumnya berupaya merebut bola umpan dari Arhan
3. Kartu merah Rizky Ridho
Terakhir, keputusan VAR yang membuat Rizky Ridho harus diusir dari lapangan di menit ke-82. Bek Persija Jakarta itu harus keluar lapangan setelah dianggap melanggar kapten Uzbekistan Jasurbek Jaloliddinov pada menit ke-82.
Situasi tersebut sejatinya menjadi perdebatan mengingat Rizky Ridho dalam posisi menghalau bola. Sementara Jaloliddinov tampak berlari ke arah Ridho dengan gerakan cukup cepat.
Lantaran salah satu kakinya melayang ke area vital di antara kedua paha Jasurbek Jalliddinov, Ridho pun dianggap bersalah oleh wasit
Daily instagram Management from topic research to design