Artificial Intelligence (AI) adalah salah satu hasil dari kemajuan teknologi yang kini dapat kita temukan hampir dimana saja dan bahkan sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Baik itu dibidang kesehatan, pendidikan, bisnis, transportasi, dan masih banyak lainnya.
Sesungguhnya, Artificial Intelligence (AI) dapat memberikan banyak manfaat dan peluang untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas dalam berbagai industri dan kehidupan manusia. Karena memang pada dasarnya, Artificial Intelligence adalah suatu kemampuan untuk membuat mesin dapat berpikir dan bertindak seperti manusia. Keberadaan Artificial Intelligence bahkan sudah dimulai pada tahun 1956 saat sekelompok ilmuwan komputer terkemuka mengadakan konferensi di Dartmouth College di New Hampshire, AS. Pada saat itu, pengembangan Artificial Intelligence berfokus pada penyelesaian masalah matematika dan logika sederhana. Namun kemudian para ilmuwan mulai menciptakan program yang lebih kompleks yang dapat mengenali pola dan bahasa manusia.
Adalah Geoffrey Hinton, salah satu ilmuwan yang dianggap sebagai “guru besar AI”, yang merupakan seorang ilmuwan komputer dan ahli dalam bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang terkenal karena kontribusinya dalam pengembangan teknologi Deep Learning. Ia pernah bekerja di Google Brain dan saat ini menjabat sebagai Profesor di University of Toronto dan Distinguished Researcher di Google Brain.
Kini Ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari Google sekaligus mengaku bahwa dia menyesali perannya dalam mengembangkan teknologi Artificial Intelligence (AI). Hinton mengungkap, salah satu kekhawatirannya terkait AI adalah teknologi itu akan disalahgunakan oleh "oknum" untuk "kegiatan jahat". Menurut dia, bahaya AI dipicu oleh kompetisi para raksasa teknologi yang ingin cepat-cepat menghadirkan inovasi AI terbaru. Padahal, untuk tiap inovasi, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah risiko dan cara menanggulanginya. Di tengah obsesi untuk mendominasi dan meraup keuntungan sebesar-besarnya, agaknya raksasa teknologi lebih fokus untuk bergerak cepat.
Tentunya semua akan kembali pada kebijakan diri kita masing-masing, sejauh mana kita akan menggunakan Artificial Intelligence, atau bahkan keunggulan teknologi-teknologi lainnya. Karena kebijaksanaan dalam teknologi adalah yang mutlak dipegang teguh oleh seluruh umat manusia.
